Hehe.. akhirnya sebutan Ami dilekatkan kepada diri qu untuk dipanggil oleh pangeran kecil qu BimBim. Hmm.. lumayan binggung awalnya. Menjelang hari persalinan, aq sm suami masih belum membahas soal panggilan yang nanti akan dikenalkan kepada sang buah hati. 30 April 2010 pukul 15.55 WIB, setelah pangeran kecil qu hadir di tengah-tengah kami, akhirnya suami mengenalkan dirinya sebagai Ayah kepada Bimandhanu Radhitya Nopendra. Kenapa pilihan jatuh kepada Ayah?? karena aq sendiri kepada suami memanggil dengan panggilan Ayank. Jadi, paling tidak Ayank dan Ayah beda tipislahh. Klo Papa kan jauh
banged kata-katanya dari Ayank. Ntar klu keceplosan manggil suami didepan BimBim dengan panggilan Ayank, BimBim nya ikut-ikutan lagi, secara anak kecil gampang nuruuuuuuutt.. (Nah loh, ga jadi manggil papa deh, yg ada BimBim manggil Ayank juga),, makanya qta putusin untuk melekatkan panggilan Ayah untuk dikenalkan kepada BimBim. Nti klu aq keceplosan memanggil Ayank didepan BimBim, kan masih bisa disugukan alasan dikit (bukan ayank nak, tpi ayah.. begonooooo0..
???? mawu ga mawu Ayah tentu pasangannya Bunda, jadilah diri qu dipanggil Bunda.
Seiring dengan berjalannya waktu, bertambahnya umur Bimbim, aq merasa kurang sreg dengan panggilan Bunda. Koq rasanya aneh gitu klu dipanggil Bunda (serasa gimana gtuuuuuu).. Padahal, panggilan Ayah Bunda jaman sekarang lagi trend-trendnya dilekatkan oleh pasangan yang nantinya dikenalkan kepada keturunan mereka. Tpi koq rasanya hati kecil qu kurang menerima (ga tawu neh kenapa), Bunda, Bunda Ooohhhh Bunda. hati kecil qu tetap berkata Not Bunda.
Hingga berjalan tiga Bulan Usia BimBim, aq masih mencari-cari panggilan apa yang berkenan dihati untuk qu perkenalkan kepada BimBim. Ibu? kayaknya ga deh, krna sebutan Ibu sudah melekat kepada kakak kedua mama qu, sampai ke cucu-cucu nya sekarang sebutan Ibu sudah menjadi trademark Ibu yang ditambah jadi Nenek Ibu. Mama? ga juga deh, krna Mama panggilan qu kepada wanita yang sudah melahirkan qu. Lantas apa? Ummi? waahh makin ga lagi deh, secara Ummi berasal dari bahasa Arab, sudah barang tentu orang yang dipanggil Ummi itu paling tidaknya mengenakkan jilbab. Yayayaaaaaaa.. apa Mami?? Oh No
No.. kegedean ntar jajannya BimBim.. ga masuk dalam kalkulasi.. hihiiiii..
Alhasil, pilihan jatuh kepada Ami. Yap ‘Ami’. Unik, bukan? Harus qu akui, panggilan Ami ini adalah mixing dari ‘Umi dan Mami'. Kalau Ummi berjilbab, lawannya Ami tidak berjilbab,, huehueeee (enak edewe). Panggilan Ami ini juga terinspirasi dari sinetron (jiaaaaahh ketahuan dah korban sinetron) yang tak pernah absen ditonton Oma Bimbim (diri qu juga) waktu masih hamil. hehe..
Hmm.. akhirnya lega juga dengan putusan ini. Yap, Ami, Not Bunda ! Ngerasa lebi nyaman. Daaaaaannnnn,, setali tiga uang,, dulunya waktu masih jadi warga Dakota Street, bersama empat orang gadis Dakota Street,, saat perayaan malam pergantian tahun, kira-kira tahun 2003, kami memutuskan panggilan keluarga. Aq diputuskan untuk dipanggil Mami (karna badan qu paling gede diantara kami berlima, hihi..), Mbak panggilan untuk Kk Ides (yang emank tua dua tahun dari qu), Teteh panggilan untuk Kk Butet yg seumuran dengan Kk Ides, dan Joe panggilan untuk Yuni serta Jack panggilan untuk Ibel, yang usianya dibawah qu.
Alhamdulillah, akhirnya aq ngerasa plong sekarang.
Ayah & Ami
Well,, hanya ingin menegaskan, klu panggilan Ayah dan Ami hanya dikemukan didepan BimBim. Tidak berlaku bagi suami qu ketika memanggil aq sebagai istrinya. Begitu juga dengan panggilan Ayah, tidak berlaku bagi diri qu kepada suami. Karena dari jaman pacaran, tunangan sampe nikah, kami sudah ada panggilan sayangnya, yup, ayank.. ayank.. ayank qu.. Hohohooo (lebay mode on). ga da niat buat merubah panggilan sayang itu.. biarin orang bilang berlebihan.. Emang Gue Pikirin.. hehe..